Upaya Polres Berau Tangani Karhutla: Padamkan Titik Api Bersama Masyarakat dan Instansi Terkait

TANJUNG REDEB, POLRESBERAU.COM – Dalam upaya menjaga lingkungan dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Polres Berau turun tangan dengan melakukan pengecekan titik panas api dan pelaksanaan penanggulangan karhutla di wilayah Kepolisian Resor (Polres) Berau.

Pada hari Jumat, 11 Agustus 2023 pukul 10.00 Wita, Polsek Teluk Bayur, Pospol Labanan, Polsek Sambaliung, Koramil 0902-04 Bru, BPBD, KPHP Berau Barat, serta masyarakat peduli api (MPA) bersatu padu dalam melakukan pemadaman dan penanggulangan karhutla di wilayah Labanan Makmur, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.

Wakapolsek Teluk Bayur Ipda Suwarno menjelaskan, luas lahan yang terbakar mencapai 0,5 hektar, terutama berupa semak belukar. Titik koordinat kebakaran terletak di koordinat 2°01’37″N 117°17’32″E. 

“Dalam upaya pemadaman, kami melakukannya bersama berbagai instansi, Koramil, Polsek Sambaliung, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA) dan KPHP Berau,” ungkap Suwarno.

Peralatan yang digunakan dalam operasi tersebut meliputi dua unit mobil pemadam kebakaran dari BPBD dan satu unit mobil pemadam dari KPHP Berau Barat, serta peralatan manual lainnya. 

“Hingga saat ini, telah berhasil ditemukan titik api kebakaran yang diduga membakar semak belukar. Namun, penyebab pasti kebakaran tersebut masih dalam tahap penyelidikan,” bebernya.

Situasi saat ini sedang dalam penanganan pemadaman, dan yang tersisa adalah sisa asap bekas lahan yang terbakar. Dalam rencana tindak lanjut, Polres Berau berkomitmen untuk memastikan bahwa wilayah tersebut aman dengan mengoptimalkan potensi masyarakat yang tersedia. 

Pihak kepolisian juga akan memberikan imbauan kepada masyarakat setempat untuk tidak membuka lahan dengan membakar, mengingat asap yang dihasilkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti penyakit pernafasan.

Suwarno menjelaskan bahwa beberapa faktor, seperti cuaca panas dan kurangnya curah hujan di wilayah tersebut, telah memicu kekeringan daun dan ranting, dapat berpotensi meningkatkan risiko karhutla. 

“Selain itu, penyebab karhutla yang lain juga dapat disebabkan oleh cuaca panas dan kemungkinan percikan api dari perilaku masyarakat yang membuang puntung rokok atau bahkan ada unsur kesengajaan membakar lahan untuk berladang,” pungkasnya.

Dengan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat peduli api, upaya penanggulangan karhutla ini diharapkan dapat meminimalkan risiko kebakaran hutan dan lahan di wilayah Berau.

HUMAS POLRES BERAU